BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sugesti
Secara umum, seluruh
kalimat yang disampaikan oleh Hypnotist disebut
sebagai Sugesti. Terdapat
2 macam “gaya” dalam membawakan Sugesti pada saat melakukan hipnotis, yaitu :
gaya authoritarian dan gaya permissive.[1]
Authoritarian
lebih sering digunakan oleh para Stage Hypnotist karena bernuansa dramatis dan
menimbulkan efek entertainment. Permissive lebih banyak diterapkan pada
proses Hypnotherapy, karena relatif dapat diterapkan kepada siapapun juga,
termasuk mereka yang memiliki posisi sosial sama atau berada di atas sang
Hypnotist atau Hypnotherapist.
Sugesti
adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan,
dan kemauannya terpengaruh dan dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa
yang dikehendaki oleh orang yang memberi pengaruh (penyugesti).
Karena
adanya pengaruh tersebut, perasaan dan kemauan sendiri sedikit dikesampingkan,
pikiran sendiri tidak dipergunakan.
Inti
dari sugesti adalah didesaknya suatu keyakinan kepada seseorang, yang langsung
diterimanya mentah – mentah, tanpa ada pertimbangan yang mendalam.
Pada
keterangan diatas, menunjukkan bahwa sugesti adalah pengaruh yang dikenakan
atau diberikan pada pihak lain, yakni orang yang di sugesti. Pengaruh dari
sugesti, tidak selalu hanya berlaku untuk pihak lain, tetapi juga bisa pada
diri sendiri. Sugesti terhadap diri sendiri disebut oto – sugesti.
Sebagai
contoh, misalnya seseorang yang sedang malas bekerja, kemudian ia berkata,
“sepertinya saya sakit”, namun sebenarnya ia tidak sakit. Tetapi karena
pengaruh sugesti sendiri, seolah – olah ia sedang sakit. Hal ini tidak lain
adalah karena oto – sugesti.
Sugesti
mempunyai makna yang besar dalam pemastian dan pembuktian fakta sosial,
misalnya di sekolah – sekolah, bidang perguruan, serta bidang sosial lainnya.
Individu – ndividu yang bersangkutan bisa tersugesti oleh nasihat- nasihat,
informasi – informasi lisan, tulisan di surat kabar, dan lain sebagainya.
Bagaimana pun besarnya pengaruh sugesti yang diberikan pada orang lain, namun
tetap saja ada batas pengaruhnya.
Film
– film dan buku – buku detektif umpamanya, akan mendorong orang–orang muda
berbuat sama dan sejenis dengan pelaku dalam buku / film tersebut, apabila pada
anak – anak muda itu telah terdapat kecenderungan – kecenderungan yang sama atau
pun hampir sama.
Semua
pekerjaan bisa di peringan oleh sugesti – sugesti positif. Pekerjaan yang
sangat berat atau sukar sekalipun, bisa terasa ringan dan menyenangkan oleh
karena “sugesti”. Maka kemampuan memberikan sugesti yang positif ini dimasukkan
dalam kategori seni mengajar dan seni memimpin. Yaitu merupakan seni untuk
membangkitkan gairah kerja atau gairah belajar, menciptakan suasana yang
menggarirahkan, penuh harapan, menimbulkan minat, erhatian, dan lain – lain.
Dengan demikian, sugesti bisa diterapkan sebagai alat pembangkitntenaga dan
kegairahan psikis, yang sangat diperlukan pada proses belajar di sekolah,
bekerja di pabtik, dan lainnya.
Sugesti
masih perlu diberikan selama anak atau orang dewasa yang bersangkutan belum
mampu memilih jalan hidupnya sendiri, dan memerlukan bimbingan. Dengan begitu,
sugesti juga bisa dimanfaatkan untuk pendidikan kemauan, pemupukan, serta
pemulihan motivasi. Perlahan, sugesti itu perlu dikurangi agar orang sampai
pada pemikirannya sendiri, keyakinan sendiri, dan tanggung jawab sendiri.
Sugesti
terbagi menjadi dua jenis, sugesti dan sugestibel.
1)
Sugesti
adalah sesuatu yang mempunyai pengaruh yang besar. Orang yang sugestif adalah
orang yang mempunyai pengaruh sugesti yang besar. Hal – hal apakah yang
memunyai pengaruh sugesti itu tidak dapat ditentukan, kadang – kadang karena
kecakapan, kedudukan, kekayaan, kejujuran, serta sebagainya.
2)
Sugestibel
ialah sifat – sifat yang mudah kena saran atau sugestif. Orang yang mudah
terkena sugesti disebut orang yang sugestibel. Orang yang sugestibel tidak
cukup mampu memberi pertimbangan– pertimbangan dan keputusan – keputusan mengenai
sesuatu. Biasanya sifat sugestibel ini terdapat pada anak – anak kecil, serta
orang yang kurang pengertiannya, orang yang kurang pengalamannya, serta orang
yang tidak terpelajar.[2]
B. Cara – Cara
Menyugesti
1)
Dengan membujuk, misalnya menyugesti anak yang “lambat
bekerja”. Tidak perlu dikatakan bahwa ia seorang anak yang lambat bekerja.
Bujuklah dengan sabar, katakanlah kepadanya bahwa dia sanggup mengerjakan
sesuatu sama seperti yang dilakukan teman – temannya.
2)
Dengan memuji, misalnya menyugesti anak yang belum bisa
menggambar, katakanlah hasil gambarnya baik, bagus, cukup bagus, dan akan lebih
baik lagi kalau .......... dan sebagainya.
3)
Dengan menakut-nakuti, dalam pendidikan, prinsip menakut
– nakuti tidak dibenarkan, tetapi dalam rangka menyugesti ada kalanya dapat
dijalankan, asalkan tidak berlebihan. Misalnya, ingin mengingatkan seseorang
yang suka makan mangga. Katakanlah, jangan terlalu banyak makan mangga, awas
perut mu nanti sakit. Dan sebagainya.
4)
Dengan menunjukkan kekurangan atau kelebihan, misalnya
“kamu anak dari desa, keluargamu serba kekurangan, selama belajar kamu
berikatan dinas dengan pemerintah, pergunakanlah uang dari beasiswa tersebut
sebaik mungkin, jika tidak atau kamu gagal dalam bersekolah, kamu harus
mengembalikan uang yang kamu terima.” Serta masih banyak lagi cara lain untuk
menyugesti orang.
C. Alat – Alat Untuk
Menyugesti
Sehubungsn
dengan cara – cara menyugesti, kita mengenal alat – alat untuk menanamkan
pengaruh sugesti kepada pihak lain, antara lain :
-
Mata (pandangan mata yang tajam, lemah lembut, dan
sebagainya)
-
Roman muka (manis, kasih sayang, dan sebagainya)
-
Teladan (tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran,
dan sebagainya)
-
Gambar (gambar dari majalah – majalah, buku – buku, dan
sebagainya)
-
Suara (merdu, sinis, perintah, dan sebagainya)
D. Peranan Sugesti
Sugesti
mempunyai peranan penting, baik dalam kehidupan pada umumnya, maupun di
sekolah. Dengan adanya sifat – sifat sugesti dalam kepemimpinan maka akan
terjadi.
-
Pimpinan banyak disegani oleh anak buahnya
-
Adanya kepercayaan besar kepada pimpinannya
-
Pimpinan akan dihormati, dituruti, dan diperhatikan
segala perintahnya.[3]
Berpengaruhnya
sugesti di lingkungan sekolah, akan memberi kemungkinan:
-
Anak – anak hormat kepada pimpinan atau gurunya
-
Anak – anak memperhatikan pelajaran yang diberikan
-
Anak – anak sungguh – sungguh melaksanakan perintah yang
diberikan oleh guru.
-
Nasihat – nasihat dari guru akan dipatuhi oleh anak –
anak.
Karena
besarnya pengaruh sugesti alam pergaulan maka pelaksanaan sugesti ini
dijalankan di berbagai lapangan, misalnya di rumah sakit, dalam organisasi,
dunia perdagangan, dan sebagainya.
Keberhasilan
suatu sugesti dapat berhasil dengan memperhatikan hal – hal berikut :
o Alat yang digunakan
untuk mensugesti
o Keadaan orang yang
akan di sugesti akan lebih mudah menerima sugesti jika dalam keadaan lelah
o Sugesti
dilaksanakan dengan bersungguh – sungguh
o Tujuan yang akan
dicapai dibayangkan sejelas – jelasnya
Dalam
dunia pendidikan, sugesti membawa beberapa manfaat, yaitu diantaranya adalah :
1. Dengan sugesti, anak yang malas yang
menderita rasa harga diri kurang dan anak yang hampir putus asa, dapat menjadi
sehat dengan sugesti yang positif.
2. Terutama dengan autosugesti anak dapat
mengalami sesuatu semangat yang baru baginya dan ia menyadari akan kekuatan,
kelebihannya dan sebagainya.
3. Dengaan sugesti pelajaran-pelajaran yang
sulit menjadi agak mudah dirasakannya.
4. Dengan suri tauladan dalam mensugesti
guru akan lebih mudah mencapai maksudnya dari pada dengan tingan tindakan yang
kasar.
5. Dengan suara yang lemah lembut, sinar
mata yang jernih roman muka yang berseri dan bujukan yang manis sinar mata yang
jernih, roman muka yang berseri dan bujukan yang manis, guru yang bisa berhasil
mencapai maksudnya.
6. Pergunakanlah semboyan-semboyan yang
berguna bagi pelaksanaan pengajaran .
Bayangan
dari sugesti adalah:
1. Sugesti yang negatif. Orang yang memberi
sugesti macam ini berarti ia pula yang membunuuh orang disugesti.
2. Sugesti yang tidak tepat contohnya
seorang guru yang memberikan sesuatu kepada muridnya dengan segala kekerasan.
Sedang ia sendiri tidak melakuakan sepreti apa yang ia perintahkan.guru yang
seperti inilah sebenarnya yang merusak jiwa anak.
3. Auto sugesti yang berlebihan dalam auto
sugesti kadang orang lupa kepada kesanggupan sebenarnya yang ada pada mereka.
Kemudian ter4nyata ia tidak berhasil mudah sekali masuk kelembah putus asa.
4. Massa sugesti yang berlebihan para
demontrasi misalnya,berkobar-kobar perasaan binatangnya terhadap orang yang
akan demontrasi apabial salah seseorang dari demontrasi sesuatu yang mungkin hanya pura-pura maka
para demonstran akan berbuat semacam itu dan lebih bersungguh. Karena itulah
tidak jarang terjadi pembunuhan di dalam demontrasi-demontrasi.
5. Sekolah harus berusaha, agar
anak-anaknya dapat dengan baik mengendalikan diri.supaya tidak mudah twerlibaty
dalam masa sugesti.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu , Psikologi
Umum, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, cet. IV
http://bujang-blagak.blogspot.com/2012/07/makalah-suges
0 komentar:
Posting Komentar