Rabu, 06 Mei 2015

SUGESTI

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Sugesti
Secara umum, seluruh kalimat yang disampaikan oleh Hypnotist disebut sebagai Sugesti. Terdapat 2 macam “gaya” dalam membawakan Sugesti pada saat melakukan hipnotis, yaitu : gaya authoritarian dan gaya permissive.[1]
Authoritarian lebih sering digunakan oleh para Stage Hypnotist karena bernuansa dramatis dan menimbulkan efek entertainment. Permissive lebih banyak diterapkan pada proses Hypnotherapy, karena relatif dapat diterapkan kepada siapapun juga, termasuk mereka yang memiliki posisi sosial sama atau berada di atas sang Hypnotist atau Hypnotherapist.

Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan, dan kemauannya terpengaruh dan dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki oleh orang yang memberi pengaruh (penyugesti).
Karena adanya pengaruh tersebut, perasaan dan kemauan sendiri sedikit dikesampingkan, pikiran sendiri tidak dipergunakan.
Inti dari sugesti adalah didesaknya suatu keyakinan kepada seseorang, yang langsung diterimanya mentah – mentah, tanpa ada pertimbangan yang mendalam.
Pada keterangan diatas, menunjukkan bahwa sugesti adalah pengaruh yang dikenakan atau diberikan pada pihak lain, yakni orang yang di sugesti. Pengaruh dari sugesti, tidak selalu hanya berlaku untuk pihak lain, tetapi juga bisa pada diri sendiri. Sugesti terhadap diri sendiri disebut oto – sugesti.
Sebagai contoh, misalnya seseorang yang sedang malas bekerja, kemudian ia berkata, “sepertinya saya sakit”, namun sebenarnya ia tidak sakit. Tetapi karena pengaruh sugesti sendiri, seolah – olah ia sedang sakit. Hal ini tidak lain adalah karena oto – sugesti.
Sugesti mempunyai makna yang besar dalam pemastian dan pembuktian fakta sosial, misalnya di sekolah – sekolah, bidang perguruan, serta bidang sosial lainnya. Individu – ndividu yang bersangkutan bisa tersugesti oleh nasihat- nasihat, informasi – informasi lisan, tulisan di surat kabar, dan lain sebagainya. Bagaimana pun besarnya pengaruh sugesti yang diberikan pada orang lain, namun tetap saja ada batas pengaruhnya.
Film – film dan buku – buku detektif umpamanya, akan mendorong orang–orang muda berbuat sama dan sejenis dengan pelaku dalam buku / film tersebut, apabila pada anak – anak muda itu telah terdapat kecenderungan – kecenderungan yang sama atau pun hampir sama.
Semua pekerjaan bisa di peringan oleh sugesti – sugesti positif. Pekerjaan yang sangat berat atau sukar sekalipun, bisa terasa ringan dan menyenangkan oleh karena “sugesti”. Maka kemampuan memberikan sugesti yang positif ini dimasukkan dalam kategori seni mengajar dan seni memimpin. Yaitu merupakan seni untuk membangkitkan gairah kerja atau gairah belajar, menciptakan suasana yang menggarirahkan, penuh harapan, menimbulkan minat, erhatian, dan lain – lain. Dengan demikian, sugesti bisa diterapkan sebagai alat pembangkitntenaga dan kegairahan psikis, yang sangat diperlukan pada proses belajar di sekolah, bekerja di pabtik, dan lainnya.
Sugesti masih perlu diberikan selama anak atau orang dewasa yang bersangkutan belum mampu memilih jalan hidupnya sendiri, dan memerlukan bimbingan. Dengan begitu, sugesti juga bisa dimanfaatkan untuk pendidikan kemauan, pemupukan, serta pemulihan motivasi. Perlahan, sugesti itu perlu dikurangi agar orang sampai pada pemikirannya sendiri, keyakinan sendiri, dan tanggung jawab sendiri.


Sugesti terbagi menjadi dua jenis, sugesti dan sugestibel.
1)      Sugesti adalah sesuatu yang mempunyai pengaruh yang besar. Orang yang sugestif adalah orang yang mempunyai pengaruh sugesti yang besar. Hal – hal apakah yang memunyai pengaruh sugesti itu tidak dapat ditentukan, kadang – kadang karena kecakapan, kedudukan, kekayaan, kejujuran, serta sebagainya.
2)      Sugestibel ialah sifat – sifat yang mudah kena saran atau sugestif. Orang yang mudah terkena sugesti disebut orang yang sugestibel. Orang yang sugestibel tidak cukup mampu memberi pertimbangan– pertimbangan dan keputusan – keputusan mengenai sesuatu. Biasanya sifat sugestibel ini terdapat pada anak – anak kecil, serta orang yang kurang pengertiannya, orang yang kurang pengalamannya, serta orang yang tidak terpelajar.[2]

B.  Cara – Cara Menyugesti
1)      Dengan membujuk, misalnya menyugesti anak yang “lambat bekerja”. Tidak perlu dikatakan bahwa ia seorang anak yang lambat bekerja. Bujuklah dengan sabar, katakanlah kepadanya bahwa dia sanggup mengerjakan sesuatu sama seperti yang dilakukan teman – temannya.
2)      Dengan memuji, misalnya menyugesti anak yang belum bisa menggambar, katakanlah hasil gambarnya baik, bagus, cukup bagus, dan akan lebih baik lagi kalau .......... dan sebagainya.
3)      Dengan menakut-nakuti, dalam pendidikan, prinsip menakut – nakuti tidak dibenarkan, tetapi dalam rangka menyugesti ada kalanya dapat dijalankan, asalkan tidak berlebihan. Misalnya, ingin mengingatkan seseorang yang suka makan mangga. Katakanlah, jangan terlalu banyak makan mangga, awas perut mu nanti sakit. Dan sebagainya.
4)      Dengan menunjukkan kekurangan atau kelebihan, misalnya “kamu anak dari desa, keluargamu serba kekurangan, selama belajar kamu berikatan dinas dengan pemerintah, pergunakanlah uang dari beasiswa tersebut sebaik mungkin, jika tidak atau kamu gagal dalam bersekolah, kamu harus mengembalikan uang yang kamu terima.” Serta masih banyak lagi cara lain untuk menyugesti orang.

C.  Alat – Alat Untuk Menyugesti
Sehubungsn dengan cara – cara menyugesti, kita mengenal alat – alat untuk menanamkan pengaruh sugesti kepada pihak lain, antara lain :
-          Mata (pandangan mata yang tajam, lemah lembut, dan sebagainya)
-          Roman muka (manis, kasih sayang, dan sebagainya)
-          Teladan (tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran, dan sebagainya)
-          Gambar (gambar dari majalah – majalah, buku – buku, dan sebagainya)
-          Suara (merdu, sinis, perintah, dan sebagainya)

D.  Peranan Sugesti
Sugesti mempunyai peranan penting, baik dalam kehidupan pada umumnya, maupun di sekolah. Dengan adanya sifat – sifat sugesti dalam kepemimpinan maka akan terjadi.
-          Pimpinan banyak disegani oleh anak buahnya
-          Adanya kepercayaan besar kepada pimpinannya
-          Pimpinan akan dihormati, dituruti, dan diperhatikan segala perintahnya.[3]

Berpengaruhnya sugesti di lingkungan sekolah, akan memberi kemungkinan:
-          Anak – anak hormat kepada pimpinan atau gurunya
-          Anak – anak memperhatikan pelajaran yang diberikan
-          Anak – anak sungguh – sungguh melaksanakan perintah yang diberikan oleh guru.
-          Nasihat – nasihat dari guru akan dipatuhi oleh anak – anak.

Karena besarnya pengaruh sugesti alam pergaulan maka pelaksanaan sugesti ini dijalankan di berbagai lapangan, misalnya di rumah sakit, dalam organisasi, dunia perdagangan, dan sebagainya.

Keberhasilan suatu sugesti dapat berhasil dengan memperhatikan hal – hal berikut :
o  Alat yang digunakan untuk mensugesti
o  Keadaan orang yang akan di sugesti akan lebih mudah menerima sugesti jika dalam keadaan lelah
o  Sugesti dilaksanakan dengan bersungguh – sungguh
o  Tujuan yang akan dicapai dibayangkan sejelas – jelasnya
Dalam dunia pendidikan, sugesti membawa beberapa manfaat, yaitu diantaranya adalah :
1.      Dengan sugesti, anak yang malas yang menderita rasa harga diri kurang dan anak yang hampir putus asa, dapat menjadi sehat dengan sugesti yang positif.
2.      Terutama dengan autosugesti anak dapat mengalami sesuatu semangat yang baru baginya dan ia menyadari akan kekuatan, kelebihannya  dan sebagainya.
3.      Dengaan sugesti pelajaran-pelajaran yang sulit menjadi agak mudah dirasakannya.
4.      Dengan suri tauladan dalam mensugesti guru akan lebih mudah mencapai maksudnya dari pada dengan tingan tindakan yang kasar.
5.      Dengan suara yang lemah lembut, sinar mata yang jernih roman muka yang berseri dan bujukan yang manis sinar mata yang jernih, roman muka yang berseri dan bujukan yang manis, guru yang bisa berhasil mencapai maksudnya.
6.      Pergunakanlah semboyan-semboyan yang berguna bagi pelaksanaan pengajaran .
                                           
Bayangan dari sugesti adalah:
1.      Sugesti yang negatif. Orang yang memberi sugesti macam ini berarti ia pula yang membunuuh orang disugesti.
2.      Sugesti yang tidak tepat contohnya seorang guru yang memberikan sesuatu kepada muridnya dengan segala kekerasan. Sedang ia sendiri tidak melakuakan sepreti apa yang ia perintahkan.guru yang seperti inilah sebenarnya yang merusak jiwa anak.
3.      Auto sugesti yang berlebihan dalam auto sugesti kadang orang lupa kepada kesanggupan sebenarnya yang ada pada mereka. Kemudian ter4nyata ia tidak berhasil mudah sekali masuk kelembah putus asa.
4.      Massa sugesti yang berlebihan para demontrasi misalnya,berkobar-kobar perasaan binatangnya terhadap orang yang akan demontrasi apabial salah seseorang dari demontrasi  sesuatu yang mungkin hanya pura-pura maka para demonstran akan berbuat semacam itu dan lebih bersungguh. Karena itulah tidak jarang terjadi pembunuhan di dalam demontrasi-demontrasi.
5.      Sekolah harus berusaha, agar anak-anaknya dapat dengan baik mengendalikan diri.supaya tidak mudah twerlibaty dalam masa sugesti.
                                                        


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu , Psikologi Umum, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, cet. IV
http://bujang-blagak.blogspot.com/2012/07/makalah-suges



[1] http://bujang-blagak.blogspot.com/2012/07/makalah-sugesti.html

[2] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, cet. IV, hlm.159
[3]ibid. hlm. 160

Related Posts:

  • HUKUM SYARA A.                Pengertian Hukum Syara Hukum syara kata  adalah kata majemuk yang tersusun dari kata “ Hukum” dan kata ” Syara ” . Kata Huku… Read More
  • SUGESTI BAB II PEMBAHASAN A.  Pengertian Sugesti Secara umum, seluruh kalimat yang disampaikan oleh Hypnotist disebut sebagai Sugesti. Terdapat 2 macam “gaya” dalam membawakan Sugesti pada saat melakukan hipnotis, yaitu : g… Read More
  • PERKEMBANGAN HADITS DIMASA SAHABAT PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah Bagi orang islam, hadits adalah sumber ajaran islam disamping Al-Qur’an. Tanpa menggunakan hadits, syariat islam tidak dapat dimengerti secara utuh dan tidak dapat di… Read More
  • ISTIHSAN PEMBAHASAN A.    Pengertian istihsan Secara bahasa,istihsan berasal dari kata al-husnu yang berarti baik, karenanya kata istihsan berarti menganggap sesuatu baik.Dalam pengertian yang hampir sama, al-Sarakhs… Read More
  • perkawinan dalam kajian hukum positif di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Perkawinan adalah sunatullah, atau hukum alam di dunia yang dilakukan oleh setiap mahluk yang Allah jadikan secara berpasang-pasangan, sebagaimana firman A… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Copyright © 2025 CATATAN HARIAN MAHASISWA GENDENG | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com