BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat
penting Peranan Asosiasi dan Reproduksi di dalam dunia sehari-hari kita.
Mengingat hal yang terjadi pada zaman sekarang banyak mereka yang seolah-olah
tidak menganggap penting terhadap Pendidikan psikologi yang baik khususnya
tenyang Asosiasi dan Reproduksi, karena kebanyakan bagi mereka banyak yang
lebih mementingkan Pendidikan Umum lainnya. Dan pula banyak dari mereka para
mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana Asosiasi yang baik dan tepat dan cara menggunaknnya.
Sehingga dari latar belakang tersebut kami
sebagai penulis untuk mendeskripsikan secara detail, tentang apa definisi dan
penjelasan tentang Asosiasi dan Reproduksi.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas, dapatlah di tarik beberapa rumusan masalah yang menjadi
focus penulis dalam menganalisa yaitu sebagai berikut :
1. Apa
definisi Reproduksi?
2. Bagaimana
penjelasan tentang Reproduksi?
3.
Apa definisi Asosiasi?
4.
Bagaimana penjelasan tentang Asosiasi?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan dan penyusunan makalah
ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui definisi Reproduksi.
2.
Untuk mengetahui penjelasan tentang
Reproduksi.
3.
Untuk mengetahui definisi Asosiasi.
4.
Untuk mengetahui penjelasan tentang
Asosiasi.
A.
Reproduksi
Reproduksi adalah
Penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu yang telah kita alami yang dapat terjadi
dengan sengaja dan dapat pula terjadi dengan tidak sengaja.
Reproduksi juga disebut daya jiwa kita
yang dapat menimbulkan tanggapan-tanggapan ke kesadaran kita.
Pendapat lain mengatakan reproduksi ialah
permunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan bawah sadar (tidak disadari)
kedalam keadaan disadari. Ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati
dan dan kita alami, karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar. Reproduksi
dapat juga terjadi oleh karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar.
Misalnya karena melihat gedung fakultas, teringatlah saya akan dosen-dosennya,
teringatlah akan cinta pertama di kampus dan lain sebagainya. Reproduksi juga
dapat muncul dengan sendirinya atau tidak sengaja, atau tidak ada sebab jadi
secara spontan muncul dalam kesadaran. Misalnya: tanpa sebab tertentu
munculah peristiwa pedih yang mengingatkan pada masa-masa lalu.
Menurut cara timbulnya, reproduksi bisa
juga terikat, yaitu diikat dan didorong oleh kemauan sendiri. Dengan kata lain
secara sengaja dan atas kemauan kita sendiri kita dapat melakukan reproduksi
itu.
Menurut cara timbulnya, Reproduksi bisa
juga terikat: yaitu diikat dan dirong pleh kemauan sendiri, dengan kata lain,
secara sengaja dan atas kemauan sendiri dapat menimbulkan reproduksi itu. Dan
reproduksi bisa juga bersifat bebas atau tidak terikat, yakni reproduksi yang
timbul dengan sendirinya, dengan tidak disengaja, sehinga bersifat apa adanya
dan liar dalam benak kita.
B.
Asosiasi
Asosiasi adalah dikeluarkannya tanggapan
dari bagian dari keridak-sadaran kebahagiaan sadar kita, ketika mengingat
kembali suatu yang telah kita amati dan kita alami. Asosiasi seterusnya kita
pakai dalam arti perhubungan dan pertautan.
Dalam psikologi ,
asosiasi dianggap bahwa terdapat dua konsep atau rangsangan yang saling terkait
ketika pengalaman yang satu mengarah ke efek lain, karena adanya pasangan
berulang atau kawin. Hal ini kadang-kadang disebut Pavlov asosiasi yang diambil
dari nama Ivan Pavlov, pelopor dalam studi pengkondisian klasik.
Asosiasi adalah suatu prosedur yang digunakan sebagai alat memori. Dengan menghubungkan ide baru (suatu objek, gambar, bau atau apa pun yang seseorang ingin mengingat) dengan yang lain, lebih mudah untuk mengingat keduanya.
Dalam psikologi juga asosiasi mengacu pada hubungan antara entitas konseptual yaitu hubungan antara obyek, perasaan dan ide-ide. Otak manusia terdiri dari jaringan saraf yang besar, jaringan ini merupakan dasar dari mana beberapa model fungsi memori telah diusulkan. Memori tampaknya terstruktur sebagai jaringan asosiatif yang bertugas menginformasikan tentang hubungan antara hal-hal yang berbeda.
Asosiasi adalah suatu prosedur yang digunakan sebagai alat memori. Dengan menghubungkan ide baru (suatu objek, gambar, bau atau apa pun yang seseorang ingin mengingat) dengan yang lain, lebih mudah untuk mengingat keduanya.
Dalam psikologi juga asosiasi mengacu pada hubungan antara entitas konseptual yaitu hubungan antara obyek, perasaan dan ide-ide. Otak manusia terdiri dari jaringan saraf yang besar, jaringan ini merupakan dasar dari mana beberapa model fungsi memori telah diusulkan. Memori tampaknya terstruktur sebagai jaringan asosiatif yang bertugas menginformasikan tentang hubungan antara hal-hal yang berbeda.
Asosiasi tanggapan ialah perkaitan dari
tanggapan-tanggapan. Tanggapan mengenai benda-benda disekitar diri kita itu
selalu terasosiasi dengan nama-nama dari bendanya. Asosiasi tangggapan juga
bisa dikatakan sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain di dalam
jiwa. Tanggapan yang berasosiasi berkecenderungan untuk memproduksi, artinya
apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut disadari pula.
Tanggapan dan pengertian selalu bertautan
dan menimbulkan sesamanya, misalnya ketika kita sedang membaca tentangsuatu
kejadian di Meneapolis itu kita teringat kepada dosen-dosennya, dapatlah
dikatakan bahwa tanggapan gedung universitas itu berhubungan atau berasosiasi
dengan tanggapan dosen – dosen.
Walaupun dalam asosiasi itu ada semacam
kebebasan, namun pada dasarnya mengikuti hukum-hukum tertentu, seperti yang
dikemukakan pertama kali oleh aristoteles sebagai berikut. Setiap asosiasi selalu
menyertakan reproduksi. Maka psikologi kuno/lama menyusun lima hukum asosiasi,
sebagai berikut:
Hukum 1: Hukum persamaan waktu:
tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaran, akan
terasosiasi bersama. Misalnya, jika seseorang ingat gurunya maka dia juga ingat
cara mengajarnya. Contoh lain, benda dengan namanya, kampus dengan jalannya,
barang dengan bahannya, dan lain-lain.
Hukum 2: hukum perurutan: benda atau peristiwa yang mempunyai perurutan, akan
terasosiasi bersama. Misalnya: huruf-huruf Alfabet, melodi, sajak, dan
lain-lain.
Hukum 3: hukum persamaan (persesuaian): tanggapan- tanggapan yang hamper sama,
akan terasosiasi bersama. Misalnya: potret dangan orangnya, Surabaya dan
Jakarta, lautan dengan lautan pasir, dan lain-lain.
Hukum 4: hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang berlawanan akan
terasosiasi bersama. Misalnya: kaya miskin, tua-muda, besar-kecil, dan
lain-lain.
Hukum 5: hukum galur tau pertalian logis: tanggapan-tanggapan yang mempunyai
perkaitan yang logis atau satu sama lain, akan terasoisasi bersama. Misalnya, liburan dengan pesiar, musim pancaroba dengan penyakit, dan
lain-lain
Sebaliknya, psikologi modern hanya
mengenal satu hokum asosiasi saja, yaitu hukum kontiguitas (berbatasan,
berdampingan). Bunyi hukum kontiguitas ialah sebagai berikut:
tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila mereka itu kontigu,
berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena mereka timbul bersamaan
(koeksisiten), atau tersusun dekat didalam kesadaran.
Pada proses asosiasi, bisa berlangsung
hambatan emosional. Misalnya berupa rasa malu, kecemasan, rasa minder, rasa
takut, yang menghambat proses repruduksi dan asosiasi. Oleh karena itu, demi
berhasilnya pendidikan, semua emosi yang hebat dan negatif sifatnya harus
disingkirkan. Dan diperlukan sekali ialah: suasana tenang untuk menumbuhkan
perasaan-perasaan yang seimbang.
Bagi psikologi modern
hanya mengenal satu hukum asosiasi yaitu hukum kontinguitas (berbalasan dan
berdampingan). Bunyi hukum kontinguitas ialah sebagai berikut: “
Tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain, karena timbul
bersamaan (koeksisten) secara sukseif didalam kesadaran”.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Reproduksi adalah Penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu
yang telah kita alami yang dapat terjadi dengan sengaja dan dapat pula terjadi
dengan tidak sengaja.
Asosiasi
adalah dikeluarkannya tanggapan dari bagian dari keridak-sadaran kebahagiaan
sadar kita, ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati dan kita
alami. Asosiasi seterusnya kita pakai dalam arti perhubungan dan pertautan.
DAFTAR PUSTAKA
AbdulBasyir.(2012).http://abdulbasyir.blogspot.com/2012/10/kognisi-gejala-pengenalan.html
diakses rabu19-03-2013.
Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Hapsari, Irani Indri, Psikologi faal,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Kartono,Kartini, Psikologi Umum,
Bandung: CV Mandar Maju, 1990.
Patty, F. dkk, Pengantar Psikologi
Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi
sosial individu dan teori-teori psikologi sosial, Jakarta:Balai Pustaka,
2002.
SebabJalal.http://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh.makalh-gejalapengenalan kognisi/bab Jalal.diakses rabu 19-03-2013
Sujanto, Agus Psikologi Umum, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
0 komentar:
Posting Komentar