Rabu, 06 Mei 2015

Asosiasi dan Reproduksi

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sangat penting Peranan Asosiasi dan Reproduksi di dalam dunia sehari-hari kita. Mengingat hal yang terjadi pada zaman sekarang banyak mereka yang seolah-olah tidak menganggap penting terhadap Pendidikan psikologi yang baik khususnya tenyang Asosiasi dan Reproduksi, karena kebanyakan bagi mereka banyak yang lebih mementingkan Pendidikan Umum lainnya. Dan pula banyak dari mereka para mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana Asosiasi  yang baik dan tepat dan cara menggunaknnya.
Sehingga dari latar belakang tersebut kami sebagai penulis untuk mendeskripsikan secara detail, tentang apa definisi dan penjelasan tentang Asosiasi dan Reproduksi.
B.   Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapatlah di tarik beberapa rumusan masalah yang menjadi focus penulis dalam menganalisa yaitu sebagai berikut :
1.      Apa definisi Reproduksi?
2.      Bagaimana penjelasan tentang Reproduksi?
3.      Apa definisi Asosiasi?
4.      Bagaimana penjelasan tentang Asosiasi?
C.   Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini yaitu :
1.     Untuk mengetahui definisi Reproduksi.
2.     Untuk mengetahui penjelasan tentang Reproduksi.
3.     Untuk mengetahui definisi Asosiasi.
4.     Untuk mengetahui penjelasan tentang Asosiasi.
A.      Reproduksi
          Reproduksi adalah Penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu yang telah kita alami yang dapat terjadi dengan sengaja dan dapat pula terjadi dengan tidak sengaja.
Reproduksi juga disebut daya jiwa kita yang dapat menimbulkan tanggapan-tanggapan ke kesadaran kita.
Pendapat lain mengatakan reproduksi ialah permunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan bawah sadar (tidak disadari) kedalam keadaan disadari. Ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati dan dan kita alami, karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar. Reproduksi dapat juga terjadi oleh karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar. Misalnya karena melihat gedung fakultas, teringatlah saya akan dosen-dosennya, teringatlah akan cinta pertama di kampus dan lain sebagainya. Reproduksi juga dapat muncul dengan sendirinya atau tidak sengaja, atau tidak ada sebab jadi secara spontan muncul dalam kesadaran. Misalnya:  tanpa sebab tertentu munculah peristiwa pedih yang mengingatkan pada masa-masa lalu.
Menurut cara timbulnya, reproduksi bisa juga terikat, yaitu diikat dan didorong oleh kemauan sendiri. Dengan kata lain secara sengaja dan atas kemauan kita sendiri kita dapat melakukan reproduksi itu.
Menurut cara timbulnya, Reproduksi bisa juga terikat: yaitu diikat dan dirong pleh kemauan sendiri, dengan kata lain, secara sengaja dan atas kemauan sendiri dapat menimbulkan reproduksi itu. Dan reproduksi bisa juga bersifat bebas atau tidak terikat, yakni reproduksi yang timbul dengan sendirinya, dengan tidak disengaja, sehinga bersifat apa adanya dan liar dalam benak kita.
B.      Asosiasi
Asosiasi adalah dikeluarkannya tanggapan dari bagian dari keridak-sadaran kebahagiaan sadar kita, ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati dan kita alami. Asosiasi seterusnya kita pakai dalam arti perhubungan dan pertautan.
Dalam psikologi , asosiasi dianggap bahwa terdapat dua konsep atau rangsangan yang saling terkait ketika pengalaman yang satu mengarah ke efek lain, karena adanya pasangan berulang atau kawin. Hal ini kadang-kadang disebut Pavlov asosiasi yang diambil dari nama Ivan Pavlov, pelopor dalam studi pengkondisian klasik.
Asosiasi adalah suatu prosedur yang digunakan sebagai alat memori. Dengan menghubungkan ide baru (suatu objek, gambar, bau atau apa pun yang seseorang ingin mengingat) dengan yang lain, lebih mudah untuk mengingat keduanya.

            Dalam psikologi juga asosiasi mengacu pada hubungan antara entitas konseptual yaitu hubungan antara obyek, perasaan dan ide-ide. Otak manusia terdiri dari jaringan saraf yang besar, jaringan ini merupakan dasar dari mana beberapa model fungsi memori telah diusulkan. Memori tampaknya terstruktur sebagai jaringan asosiatif yang bertugas menginformasikan tentang hubungan antara hal-hal yang berbeda.
Asosiasi tanggapan ialah perkaitan dari tanggapan-tanggapan. Tanggapan mengenai benda-benda disekitar diri kita itu selalu terasosiasi dengan nama-nama dari bendanya. Asosiasi tangggapan juga bisa dikatakan sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain di dalam jiwa. Tanggapan yang berasosiasi berkecenderungan untuk memproduksi, artinya apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut disadari pula.
Tanggapan dan pengertian selalu bertautan dan menimbulkan sesamanya, misalnya ketika kita sedang membaca tentangsuatu kejadian di Meneapolis itu kita teringat kepada dosen-dosennya, dapatlah dikatakan bahwa tanggapan gedung universitas itu berhubungan atau berasosiasi dengan tanggapan dosen – dosen.
Walaupun dalam asosiasi itu ada semacam kebebasan, namun pada dasarnya mengikuti hukum-hukum tertentu, seperti yang dikemukakan pertama kali oleh aristoteles sebagai berikut. Setiap asosiasi selalu menyertakan reproduksi. Maka psikologi kuno/lama menyusun lima hukum asosiasi, sebagai berikut:
Hukum 1: Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama. Misalnya, jika seseorang ingat gurunya maka dia juga ingat cara mengajarnya. Contoh lain, benda dengan namanya, kampus dengan jalannya, barang dengan bahannya, dan lain-lain.
Hukum 2: hukum perurutan: benda atau peristiwa yang mempunyai perurutan, akan terasosiasi bersama. Misalnya: huruf-huruf Alfabet, melodi, sajak, dan lain-lain.
Hukum 3: hukum persamaan (persesuaian): tanggapan- tanggapan yang hamper sama, akan terasosiasi bersama. Misalnya: potret dangan orangnya, Surabaya dan Jakarta, lautan dengan lautan pasir, dan lain-lain.
Hukum 4: hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang berlawanan akan terasosiasi bersama. Misalnya: kaya miskin, tua-muda, besar-kecil, dan lain-lain.
Hukum 5: hukum galur tau pertalian logis: tanggapan-tanggapan yang mempunyai perkaitan yang logis atau satu sama lain, akan terasoisasi bersama. Misalnya, liburan dengan pesiar, musim pancaroba dengan penyakit, dan lain-lain
Sebaliknya, psikologi modern hanya mengenal satu hokum asosiasi saja, yaitu hukum kontiguitas (berbatasan, berdampingan). Bunyi hukum kontiguitas ialah sebagai berikut: tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila mereka itu kontigu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena mereka timbul bersamaan (koeksisiten), atau tersusun dekat didalam kesadaran.
Pada proses asosiasi, bisa berlangsung hambatan emosional. Misalnya berupa rasa malu, kecemasan, rasa minder, rasa takut, yang menghambat proses repruduksi dan asosiasi. Oleh karena itu, demi berhasilnya pendidikan, semua emosi yang hebat dan negatif sifatnya harus disingkirkan. Dan diperlukan sekali ialah: suasana tenang untuk menumbuhkan perasaan-perasaan yang seimbang.
Bagi psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi yaitu hukum kontinguitas (berbalasan dan berdampingan). Bunyi hukum kontinguitas ialah sebagai berikut: “ Tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain, karena timbul bersamaan  (koeksisten) secara sukseif didalam kesadaran”.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
          Reproduksi adalah Penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu yang telah kita alami yang dapat terjadi dengan sengaja dan dapat pula terjadi dengan tidak sengaja.
  Asosiasi adalah dikeluarkannya tanggapan dari bagian dari keridak-sadaran kebahagiaan sadar kita, ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati dan kita alami. Asosiasi seterusnya kita pakai dalam arti perhubungan dan pertautan.











DAFTAR PUSTAKA
AbdulBasyir.(2012).http://abdulbasyir.blogspot.com/2012/10/kognisi-gejala-pengenalan.html diakses rabu19-03-2013.
Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Hapsari, Irani Indri, Psikologi faal, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Kartono,Kartini, Psikologi Umum, Bandung: CV Mandar Maju, 1990.
Patty, F. dkk, Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi sosial individu dan teori-teori psikologi sosial, Jakarta:Balai Pustaka, 2002.
SebabJalal.http://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh.makalh-gejalapengenalan kognisi/bab Jalal.diakses rabu 19-03-2013
Sujanto, Agus Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Related Posts:

  • Khurafat, Takhayul, dan Dosa BesarBAB II PEMBAHASAN A. Khurafat Kata khurafat berasal dari bahasa arab: al-khurafat yang berarti dongeng, legenda, kisah, cerita bohong, asumsi, dugaan, kepercayaan dan keyakinan yang tidak masuk akal, atau akidah yang tidak b… Read More
  • PERKEMBANGAN HADITS DIMASA SAHABAT PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah Bagi orang islam, hadits adalah sumber ajaran islam disamping Al-Qur’an. Tanpa menggunakan hadits, syariat islam tidak dapat dimengerti secara utuh dan tidak dapat di… Read More
  • HUKUM SYARA A.                Pengertian Hukum Syara Hukum syara kata  adalah kata majemuk yang tersusun dari kata “ Hukum” dan kata ” Syara ” . Kata Huku… Read More
  • ISLAM SEBAGAI OBJEK KAJIAN BIDANG SEJARAH ISLAMBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui bahwa secara umum studi islam bertujuan untuk menggali kembali dasar – dasar dan pokok ajaran Islam, sebagaimana dari sumber dasarnya yang bersifat hakiki, universal,… Read More
  • TAFSIR, TA’WIL DAN TERJEMAH KATA PENGANTAR Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah membimbing manusia dengan petunjuk-petunjuk-Nya sebagaimana yang terkandung dalam al-qur’an dan sunnah, petunjuk menuju jalan yang lurus dan jal… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Copyright © 2025 CATATAN HARIAN MAHASISWA GENDENG | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com