Rabu, 06 Mei 2015

Ayat dan Terjemah Surah al-Baqarah Ayat : 261



            مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ           يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١ 

Artinya:
“Perumpaman orang-orang yang menafkahkan hartanya  mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karuniaNya) Lagi Maha Mengetahui.” ( Al-Barah 261 )

B. Mufradat Ayat
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di Jalan Allah adalah bagaikan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah Melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
Matsalul ladzīna yuηfiqūna amwālahum fī sabīlillāhi (perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di Jalan Allah), yakni perumpamaan harta orang-orang yang menginfakkan hartanya di Jalan Allah.
Ka matsali habbatin ambatat (adalah bagaikan sebutir benih yang menumbuhkan), yakni yang mengeluarkan.
Sab‘a sanābila fī kulli sumbulatin (tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir), yakni dari tiap-tiap bulir itu keluar.
Mi-atu habbah (terdapat seratus biji). Seperti itulah Allah Melipatgandakan infak kaum Mukminin di Jalan Allah, dari satu hingga tujuh ratus.
Wallāhu yudlā‘ifu (Allah Melipatgandakan [pahala]) lebih dari itu.
Li may yasyā (bagi siapa saja yang Dia Kehendaki), yakni bagi orang-orang yang layak mendapatkannya. Atau, bagi orang-orang yang pantas menerimanya.
Wallāhu wāsi‘un (dan Allah Maha Luas) untuk melipatgandakan.
‘Alīm (lagi Maha Mengetahui) niat dan infak kaum Mukminin.

C. Azbabu Nuzul
Ayat ini turun, sebagaimana di sebut-sebut dalam sekian riwayat , menyangkut kedermawanan Utsman Ibn Affan dan abdurrahman Ibn Auf ra. Yang datang membawa hartanya untuk membiyayai peperangan Tabuk. Bahwa ayat ini turun menyangkut mereka, bukan berarti bahwa ia bukan janji Ilahi  terhadap setiap orang yang menafkahkan hartanya dengan tulus. Di sisi lain, walaupun ayat ini berbicara tentang kasus yang terjadi pada masa Nabi Muhammad saw., sedangkan ayat yang lalu berbicara tentang Nabi Ibrahim as. Yang jarak waktu kejadiannya ribun tahun darisegi pemanpaatn urutan ayatnya, ditemukan keserasian yang sangat mengagumkan.

D. Munasabah

Di atas, sewaktu menjelaskan tentang pertanyan bagaimana Allah menghidupkan negri yang telah hancur berantakan (ayat 259), telah di kemukakan bahwa membangun dunia dan memekmurkannya mengharuskan adanya manusi yang hidup, tinggal, brgerak, giat dan berusaha. Tanpa kehadiran manusia dan kehidupanya, satu negri tidak akan makmur. Hidup bukan hanya menarik dan menghembus nafas. Hidup adalah gerak, rasa, tahu, kehendak dan pilihan. Manusia tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya, ia harus bantu-membantu, lengkap-melengkapi, dan karena itu pula mereka harus beragam dan berbeda-beda agar mereka saling membutuhkan. Yang tidak mampu dalam suatu bidang dibantu oleh yang lain yang mumpuni atau berlebih dibanding itu yang kuat membantu yang lemah. Inilah yang di jelaskan dari kelompok ayat-ayat berikut, dan disini pula terlihat hubunganya dari aya-ayat sebelumnya.
Ayat ini berpesan kepada yang berupaya agar tidak merasa berat membantu karena apa yang di nafkahkan akan tumbuh dan berkembang degan berlipat ganda.
Perumpaman keadan yang sangat memungkinkan dari orang-orang yang menafkahkan harta mereka dengan tulus di jalan Allah adalah serupa dengan keadaan yang memungkinkan dari seorang prtani yang menabur butir benih. Sebutir benih yang ditanamnya menumbuhkan tujuh butir , dan pada setiap butir terdapat setatus biji.
Ayat ini menyebut angka tujuh. Angka tersebut tidak harus dipahami dalam arti angka diatas enam atau dibawah delapan, tetapi ia serupa dengan seribu sat yang tidak beraryi angka dibawah 1002 dan diatas 1000. Angka ini dan itu banyak. Bahkan, pelipatgandan itu tidak hanya tujuh ratus kali, tetapi lebih dari itu karena Allah terus-menerus melipat gandakan siapa saja yang Dia kehendaki. Jangan menduga Allah tidak sanggup memberikan sebanyak mungkin.Bagai mana mngkin Dia tidak mampu, bukankahs Allah Mahaluas anugrah-Nya. Jangan juga menduga Dia tdak tahu siapa yang bernafkah dengan tulus dijalannya diridhai-Nya. Yakinlah bahwa Dia. Maha Mengetahui.

F. Tsfsir Ayat

(215). Ayat ini membicarakan tentang memberikan nafkahanharta diluar zakat yan sudah difardukan. Di sini tidak di tentukan kadar (ukuran) harta yang harus di keluarkan. Allah tidak menyebut para peminta dan budak, karena keduanya sudah disebut di tempat lain.

يَسۡ‍َٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلۡ مَآ أَنفَقۡتُم مِّنۡ خَيۡرٖ فَلِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٢١٥

Artinya:
Mereka bertanya kepadamu: “Apakh yang mereka belanjakan?” Katakan: “Apa saja kebajikan yang kamu belanjakan, hendaknya kamu berikan kepada orang tuamu, kerabat yang terdekat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil. Dan apa saja kebajikan yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah maha tau apa yang kamu kerjakan.”

Di riwayatkan di azbabun nuzul ( sebab- sebab turunnya ayat AQuran’ )dari Ibn Abbas bahwa Ibn al- Jamuh, seorang syeh tua yang banyak harta, bertanya kepada Rasulullah saw. Tanyanya: “Hai Rasul Allah. Dengan apa kita bersedekah, dan kepada siapa kita belanjakan.?” Maka turunlah ayat ini.
Dalahm hal ini tuhan menjelaskan tentang orang-orang yang harus kita dahulukan ketika menafkahkan harta, Yaitu ibu bapak, kerbat dekat, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil.

(245).
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Zaidu.
مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضۡعَافٗا كَثِيرَةٗۚ وَٱللَّهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ٢٤٥
Artinya:
Siapakah yang memberikan pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, lalu Allah melipat gandakan pinjaman itu untuknya dalam jumlah yang banyak; Allah menggenggam dan menghamparkan, dan kepada Allah kamu di kembalikan.
Didalam ayai ini Allah memotivasi umat untuk bersedia mengeluarkan hartanya bagi keperluan perang, mempertinggi agama dan permusuhan orang yang melampaui batas.

Dalam sutuatu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun ayat “Matsalullazina yunfiquna amwalahum fi sabilillahi kamatsasali habbatin sampai akhir ayat” (S. 2 : 261), berdo’allah RAsullulah saw, : “ YA Rabb! Semoga allah melipat gandakan untuk umat ku “. Maka turunlah ayat tersebut di atas ( S. 2 : 245 ) yang menjanjikan akan melipat ganda kannya tanpa batas
(254).

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٞ لَّا بَيۡعٞ فِيهِ وَلَا خُلَّةٞ وَلَا شَفَٰعَةٞۗ وَٱلۡكَٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ٢٥٤
Artinya:
Hai orang-orang yang telah beriman. Belanjakan lah sebagian harta dari yang Kami telah rezekikan kepadamu, sebelum hari hisab, di mana pada hari itu tak ada segala rupa usaha (penebusan), tak ada persahabatan dan kasih sayang, beri-memberi, dan tak ada syafaat (usaha untuk memberi pertolongan). Dan orang-orang kafir itu adalah orang yang zalim.

Dalam ayat ini Tuhan kembali memerintahkan kita untuk menafkahkan harta. Orang-orang yang tidak mau menaf kahkan hartanya mereka adalah orang yang menganiyaya dirinya sendiri (Zalim) dan meletakan harta miliknya bukan pada posisi yang benar.

E. Nilai akhlak dalam ayat

Kita dapat mengambil pelajaran peting dan berharga bahwa sanya Allah itu sangat menyukai orang-orang ysng menafkahkan hartanya kejalannya(allah). Dengan dmikian hendaknya kita sekiranya dapat menafkahkan harta karena allah sudah berjanji akan melipat gandakan pahala bagi orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan allah.

2 komentar:

  1. hati-hati dalam menulis (tidak ada surat al barah dalam Al Qur'an)

    BalasHapus
  2. Betul Pa purwanto sampaikan tidak ada surat al barah yang ada surat al baqarah , akibat kekurang hati hatian atau tidak diedit terlebih dahulu.

    BalasHapus

Text Widget

Copyright © CATATAN HARIAN MAHASISWA GENDENG | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com